1. Seleksi Bibit
Untuk mendapatkan kualitas dan hasil panen yang
baik, bibit yang dipilih harus bibit yang baik dan bagus. Langkah penyelksian
dan pengolahan bibit ini adalah sebagai berikut:
a)
Umur padi calon bibit di ambil yang betul-betul sudah
matang dan tua.
b)
Masukkan air kedalam bejana seleksi dan tambahkan garam
secukupnya.
c)
Masukkan telur bebek kedalam air garam tadi. tunggu
sampai telur bebek merapung.
d)
Kemudian baru masukkan bibit yang sudah diseleksi tadi
kedalam air garam tersebut.
e)
beberapa diantara bibit tadi ada yang merapung,
kemudian yang merapung itu tidak dipakai (dibuang).
f)
Bibit yang tenggelam saja yang diambil
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik perlu
menentukan media tanam bibit atau persemaian bibit. Untuk persemaian bibit
perlu diperhatikan beberpa hal antara lain :
a)
Tanah yang diambil untuk menyemai bibit harus tanah
yang lebih baik dan bagus.
b)
Untuk media semai bisa kita pakai baki, bejana yang
luas dan datar, atau dibuatkan dari papan yang dialas dengan palstik.
c)
Campur tanah yang sudah dipilih dengan pupuk kompos
atau pukpuk kandang
d)
Ratakan tanah di media semai kira-kira ketebalan 2 cm
e)
Taburkan bibit yang sudah diseleksi dimedia semai
f)
Jaga kelembaban semaian benih.
g)
Tunggu sampai benih berumur 21 hari
Sementara kita menunggu bibit sampai berumur 21 hari lahan tempat tanam sudah harus dibereskan atau digarap sedemikian rupa sehingga nanti setelah benih siap tanam tidak terjadi kendala. Untuk pengolahan lahan tersebut sebagai berikut:
a)
Sawah yang sudah selesai dipanen jerami atau daun padi
bekas panen hendaknya jangan dibakar atau dibuang biarkan lapuk di sawah (lahan)
karena ini isa dijadikan kompos.
b)
Lahan sudah dibajak diratakan dan dipetak-petak agar
kita lebih mudah mengontrol airnya.
c)
Lahan diratakan dan usahakan air sawah itu hanya berada
di petak artinya air lahan pecak-pecak (lacok-lacok=minang)
d)
Garislah lahan dengan ukuran jarak garis 35 cm.
e)
Dua hari sebelum tanam lahan di taburi pupuk sebaiknya
pupuk yang dipakai adalah pupuk organik.
Setelah lahan siap tanam, maka bibit yang sudah berumur 21 hari siap di pindahkan ke lahan tanam. Untuk menanam padi caranya sebagai berikut:
a)
Untuk bibit yang disemai dalam baki bisa baki langsung
diangkat ke lahan siap tanam atau benih diangkat kelahan tanam dengan dicabut
dahulu dari media semai (khusus untuk yang dicabut hati-hati jangan sampai padi
yang menempel pada benih terlepas)
b)
Tanam benih dilahan dengan jarak tanam 25 cm
c)
Menanam benih jangan sampai dibenam seperti menanam
benih ala konvensional.
d)
Ambil benih yang padinya masih menempel dan cukup di
letakkan diatas tanah dengan sedikit menggesekkan benih ketanah dan kemudian
ditutup dengan tanah setujuk jari.
e)
Jaga media tanam jangan samapi digenang air.
Untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal harus dilakukan perawatan yang intensif. Dan perawatan yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan perawatan tanam padi yang sudah kita warisi dari nenek moyang terdahulu. Beberapa langkah perawatan yang perlu dilakukan:
a)
Setelah padi berumur 15 hari setelah tanam semprot lah
dengan pupuk organik
b)
Umur 30 hari semprot lagi (pada usia ini padi sudah
bisa diberi air yang agak banyak)
c)
Umur 45 hari ulangi lagi penyemprotan (atau berilah
pupuk seperti biasa kita bertanam padi disini dianjurkan pakai pupuk organik)
d)
Pertumbuhan padi yang baik dan bagus adalah untuk satu
rumpun menghasilkan 45 sampai dengan 60 batang padi
e)
Biasanya padi bisa menghasilkan anak sampai 100 batang,
tetapi ukuran itu tidak menghasilkan panen yang maksimal karena akan
berpengaruh kepada buah yang dihasilkan.
f)
Setelah usia 2 bualan genangilah air sawah agar
pertumbuhan anak padi tidak bertambah.
Sumber : http://ptmbplusagro.wordpress.com